Info seputar Dunia Televisi

Field strength dalam konteks siaran TV mengacu pada kekuatan medan elektromagnetik yang dihasilkan oleh pemancar televisi atau stasiun penyiaran.  Kekuatan medan ini memiliki dampak langsung pada kemampuan penerima (televisi atau set-top box) untuk mendeteksi dan mendekode sinyal TV yang ditransmisikan oleh pemancar. Field strength biasanya diukur dalam satuan desibel-mikrovolts per meter (dBμV/m) atau desibel-millivolt per meter (dBmV/m). Pengukuran ini memberikan gambaran tentang seberapa kuat medan elektromagnetik yang diterima pada suatu lokasi tertentu dalam satuan desibel, yang merupakan skala logaritmik. Tingkat field strength yang diperlukan untuk penerimaan yang baik tergantung pada beberapa faktor: 1. Jarak dari Pemancar Semakin dekat Anda berada dari pemancar, semakin tinggi field strength yang Anda terima.  2. Kekuatan Pemancar Semakin besar daya pancar dari pemancar, semakin besar field strength yang dapat diterima pada jarak tertentu. 3. Hambatan Fisik Bangunan yang tingg

C/N (Carrier-to-Noise Ratio atau Rasio Carrier-ke-Noise) adalah parameter yang digunakan untuk mengukur kekuatan sinyal pembawa (carrier) dibandingkan dengan tingkat kebisingan (noise) di lingkungan siaran.  Dalam konteks DVBT2 (Digital Video Broadcasting - Terrestrial 2), yang merupakan standar televisi digital terestrial generasi kedua, C/N menjadi faktor kunci dalam menentukan kualitas penerimaan sinyal. Ketika C/N memiliki nilai yang lebih tinggi, artinya sinyal pembawa lebih kuat dibandingkan dengan tingkat kebisingan di sekitarnya, sehingga sinyal dapat diuraikan dengan lebih baik oleh penerima.  Semakin tinggi C/N, semakin baik kualitas siaran yang akan diterima. Untuk siaran televisi DVBT2, biasanya terdapat nilai C/N yang disarankan atau minimal untuk mendapatkan kualitas siaran yang baik. Namun, nilai ini dapat bervariasi tergantung pada lingkungan siaran, peralatan penerima, dan faktor-faktor lainnya. Pada umumnya, untuk penerimaan yang baik dalam sistem DVBT2, nilai C/N min

Headend (atau kadang-kadang disebut "head end") adalah pusat pengolahan dan distribusi konten audio, video, dan data dalam jaringan penyiaran siaran digital atau tv kabel.  Ini adalah peralatan  di mana sinyal yang diterima dari berbagai sumber dikumpulkan, diolah, dan kemudian disebarkan ke jaringan distribusi untuk disiarkan ke pemirsa akhir. Beberapa poin penting tentang headend: 1. Pengumpulan Sinyal Headend mengumpulkan sinyal dari berbagai sumber, seperti dari receiver satelit, dari radio link dan dari Fiber Optic dan sumber-sumber lainnya. 2. Pemrosesan dan Pengolahan Di headend, sinyal-sinyal yang diterima diolah dan diproses. Ini dapat mencakup encoding (mengubah sinyal analog menjadi format digital), multiplexing (menggabungkan beberapa sinyal dalam satu saluran), modulasi (mengubah sinyal digital menjadi sinyal yang sesuai untuk dimodulasikan), dan pengaturan kualitas gambar dan suara. 3. Pengiriman ke Jaringan Distribusi Setelah sinyal-sinyal tersebut diolah, mere

Siaran TV digital merujuk pada proses penyiaran sinyal televisi menggunakan teknologi digital daripada teknologi analog yang lebih lama. Ini melibatkan konversi sinyal gambar dan suara menjadi bentuk biner (angka 0 dan 1) yang dapat dipecahkan dan diuraikan dengan lebih baik daripada sinyal analog tradisional. Berikut beberapa poin penting terkait siaran TV digital: 1. Kualitas Gambar dan Suara yang Lebih Baik. Teknologi digital memungkinkan transmisi gambar dan suara dalam kualitas yang lebih tinggi daripada sinyal analog. Ini berarti resolusi gambar yang lebih tinggi, warna yang lebih akurat, dan suara yang lebih jelas. 2. Penggunaan Frekuensi yang Efisien Sinyal TV digital menggunakan frekuensi yang lebih rendah daripada sinyal analog, sehingga memungkinkan lebih banyak saluran TV untuk ditransmisikan dalam rentang frekuensi yang sama. Format Siaran: TV digital dapat disiarkan dalam berbagai format, termasuk definisi standar (SD) dan definisi tinggi (HD). Ada juga format ultra-defin